Senin, 13 Maret 2023

PENANTIAN YANG TERBAYAR: KAWANKU EDISI KEMBAR









Sebagai pembaca setia Kawanku hingga tahun 1994/1995, sebelum majalah ini malih rupa menjadi majalah para gadis, sejak lama saya dihantui oleh pertanyaan ini: kenapa ada dua sampul berbeda untuk edisi perdana Kawanku STIL, yang terbit 16 Juli 1990? Sampul pertama, sebelah kiri, bergambar George Bush. Sementara, sampul kedua, di sebelah kanan, bergambar Senopati Pamungkas.

Kasus edisi kembar semacam ini, dalam dunia penerbitan di negeri kita, biasanya hanya terjadi jika ada sengketa kepengurusan atau kepemilikan media. Kasus ini, misalnya, pernah dialami Majalah Kartini, Horison, atau Forum. Kapan-kapan saya akan pamer edisi-edisi kembar yang pernah bikin heboh di masa lalu. Namun, dua edisi kembar Kawanku ini, terbit bukan karena kasus tersebut, karena keduanya sama-sama diterbitkan oleh manajemen baru Grup Kompas Gramedia.
Lalu, kenapa sampai ada edisi perdana kembar semacam itu?!
Pertanyaan ini dulu begitu mengusik. Ketika saya pertama kali menemukan edisi perdana Kawanku STIL bersampul George Bush pada sekira tahun 2016, pertanyaan itu tak segera berjawab. Jawabannya baru saya temukan tahun lalu, sesudah menemukan nomor-nomor awal Kawanku STIL lainnya secara lengkap. Sesudah membaca kembali edisi-edisi awal itu, soal sampul kembar ini pernah dibahas di rubrik "Halo Bung Daktur", yang berisi surat dari pembaca.
Majalah bersampul Senopati Pamungkas ternyata adalah nomor contoh yang dikirim bagian promosi Kawanku kepada para agen dan pengecer. Sementara, Kawanku STIL yang dijual untuk pembaca adalah yang bersampul George Bush.
Bayangkan, untuk mengetahui jawaban tentang sampul kembar edisi perdana Kawanku STIL ini, saya harus menunggu 26 tahun. Dan pekan lalu, saya beruntung akhirnya bisa menggenapi jawaban tadi dengan memiliki Kawanku bersampul Senopati Pamungkas tersebut, setelah lebih dari seperempat abad mencari dan menanti. Ck ck ck.
Yang jelas, penantian semacam ini pasti lebih dramatis dari cerita layangan putus! Ya, cerita tentang majalah saja ditungguin, apalagi cerita tentang kamu. Iya, kamuuu...

10 Januari 2022

SELAMAT JALAN, KAWANKU















Ini adalah edisi terakhir Majalah Kawanku. Tahun depan, majalah ini tak lagi terbit.

Meski sudah berhenti membaca majalah ini sejak dua puluh satu tahun lalu, saat majalah ini berubah menjadi sejenis Majalah Gadis, tadi pagi saya menyempatkan diri untuk mencari edisi terakhir majalah ini. Bukan apa-apa, ini adalah majalah yang telah menemani saya pada periode awal keranjingan membaca, saat sekolah dasar dulu. Waktu itu Kawanku masih merupakan sebuah majalah anak-anak, sama seperti halnya Majalah Bobo, Ananda, Tomtom, Siswa, dan juga legenda majalah anak-anak Indonesia: Majalah Si Kuncung.
Sesudah diambil-alih oleh Grup Gramedia, pada 1990 Kawanku berubah menjadi majalah remaja awal (baca: ABG), dengan segmen pembaca di atas pembaca Majalah Bobo, tapi di bawah usia pembaca Majalah Hai. Tapi ternyata itu bukan perubahan segmen Kawanku yang terakhir. Sesudahnya, Kawanku berubah lagi menjadi majalah khusus remaja puteri. Sejak saat itu, saya tak lagi mengikuti perkembangannya.
Jadi, inilah edisi terakhir Kawanku. Rubrikasi dan tata mukanya memang tak lagi saya kenal. Tapi tadi pagi, sesudah dua puluh satu tahun silap, saya kembali membeli majalah ini, untuk bahan arsip dan kenangan.
Hormat mendalam untuk para mantan pengelola Majalah Anak-anak Kawanku. Terima kasih sudah menemani masa kanak-kanak yang luar biasa dulu. #AkuDanMedia

22 Desember 2016

EDISI PERDANA KAWANKU









Saya punya hubungan emosional cukup panjang dengan Majalah Kawanku. Hingga duduk di bangku SMP, Kawanku bisa disebut bacaan utama saya. Artinya, yang paling banyak dibaca dibanding majalah anak-anak dan remaja lainnya.

Kebetulan, masa peralihan dari SD ke SMP saya relatif berdekatan dengan perubahan manajemen majalah ini. Jika sebelum tahun 1990 Kawanku berstatus sebagai majalah anak-anak, maka sesudah diambil alih oleh Grup Kompas Gramedia pada akhir 1990, statusnya naik menjadi majalah ABG, alias anak baru gede. Jadi praktis, ketika saya masuk SMP, saya tak perlu mengubah bacaan utama ke majalah lain. Sebagai catatan, hingga tahun 1995, Kawanku masih jadi majalah untuk semua gender, belum berubah jadi majalah remaja putri.
Itu sebabnya, saya merasa bahagia sekali ketika kemarin akhirnya bisa menemukan bundel edisi perdana dan lengkap edisi setahun pertama majalah ini. Rasanya sulit untuk dilukiskan kata-kata.
Kawanku terbit perdana pada bulan Agustus 1970. Pada awalnya majalah ini terbit sebulan sekali, kemudian menjadi dua kali sebulan.
Kapan-kapan, saya ingin bercerita panjang mengenai pengalaman bersentuhan dengan majalah ini. #AkuDanMedia

20 Oktober 2021