Senin, 13 Maret 2023

SELAMAT JALAN, KAWANKU















Ini adalah edisi terakhir Majalah Kawanku. Tahun depan, majalah ini tak lagi terbit.

Meski sudah berhenti membaca majalah ini sejak dua puluh satu tahun lalu, saat majalah ini berubah menjadi sejenis Majalah Gadis, tadi pagi saya menyempatkan diri untuk mencari edisi terakhir majalah ini. Bukan apa-apa, ini adalah majalah yang telah menemani saya pada periode awal keranjingan membaca, saat sekolah dasar dulu. Waktu itu Kawanku masih merupakan sebuah majalah anak-anak, sama seperti halnya Majalah Bobo, Ananda, Tomtom, Siswa, dan juga legenda majalah anak-anak Indonesia: Majalah Si Kuncung.
Sesudah diambil-alih oleh Grup Gramedia, pada 1990 Kawanku berubah menjadi majalah remaja awal (baca: ABG), dengan segmen pembaca di atas pembaca Majalah Bobo, tapi di bawah usia pembaca Majalah Hai. Tapi ternyata itu bukan perubahan segmen Kawanku yang terakhir. Sesudahnya, Kawanku berubah lagi menjadi majalah khusus remaja puteri. Sejak saat itu, saya tak lagi mengikuti perkembangannya.
Jadi, inilah edisi terakhir Kawanku. Rubrikasi dan tata mukanya memang tak lagi saya kenal. Tapi tadi pagi, sesudah dua puluh satu tahun silap, saya kembali membeli majalah ini, untuk bahan arsip dan kenangan.
Hormat mendalam untuk para mantan pengelola Majalah Anak-anak Kawanku. Terima kasih sudah menemani masa kanak-kanak yang luar biasa dulu. #AkuDanMedia

22 Desember 2016

EDISI PERDANA KAWANKU









Saya punya hubungan emosional cukup panjang dengan Majalah Kawanku. Hingga duduk di bangku SMP, Kawanku bisa disebut bacaan utama saya. Artinya, yang paling banyak dibaca dibanding majalah anak-anak dan remaja lainnya.

Kebetulan, masa peralihan dari SD ke SMP saya relatif berdekatan dengan perubahan manajemen majalah ini. Jika sebelum tahun 1990 Kawanku berstatus sebagai majalah anak-anak, maka sesudah diambil alih oleh Grup Kompas Gramedia pada akhir 1990, statusnya naik menjadi majalah ABG, alias anak baru gede. Jadi praktis, ketika saya masuk SMP, saya tak perlu mengubah bacaan utama ke majalah lain. Sebagai catatan, hingga tahun 1995, Kawanku masih jadi majalah untuk semua gender, belum berubah jadi majalah remaja putri.
Itu sebabnya, saya merasa bahagia sekali ketika kemarin akhirnya bisa menemukan bundel edisi perdana dan lengkap edisi setahun pertama majalah ini. Rasanya sulit untuk dilukiskan kata-kata.
Kawanku terbit perdana pada bulan Agustus 1970. Pada awalnya majalah ini terbit sebulan sekali, kemudian menjadi dua kali sebulan.
Kapan-kapan, saya ingin bercerita panjang mengenai pengalaman bersentuhan dengan majalah ini. #AkuDanMedia

20 Oktober 2021

BUKU, SEBUAH PERTEMUAN

Jika sedang senggang di rumah, saya berusaha mengumpulkan dan mengingat kembali bacaan-bacaan yang pertama kali dipegang waktu kecil dulu. Cerita-cerita dengan tagar #AkuDanMedia adalah hasilnya. Ke depan, melalui catatan dalam tagar tersebut, saya ingin bernostalgia tentang riwayat pertemuan dengan sejumlah bacaan, mulai dari komik, majalah, koran, tabloid, hingga buku. Kapan saya pertama kali ketemu Kawanku, Hai, Tempo, Panji Masyarakat, Garfield, Teguh Santosa, Iwan Simatupang, Pasternak, dan sejenisnya.

Di tengah pandemi yang memangkas hampir semua interaksi dengan banyak orang, dan sekadar menyisakan urusan-urusan pekerjaan yang tak selalu menyenangkan, saya merasakan penulisan hal-hal semacam ini jadi membangkitkan kembali kegairahan. Mungkin, karena menuliskan kembali hal-hal itu jadi membuat saya tercerabut dari kekinian dan bisa kembali ke masa lalu.
Buku, sama seperti halnya mesin waktu, memang bisa membawa kita pulang-pergi ke masa lalu. Bayangkan, betapa ajaibnya benda itu.

2 Februari 2021